Manusia Yang Dikutuk Jadi Batu, Situs Sejarah Nini Empung di Namo Bintang Dipugar

Namo Bintang

topmetro.news – Setiap orang tua pasti menyuruh anaknya tidak berkelakuan buruk dan tak durhaka. Nah, kisah kali ini kita angkat dari Dusun IV Namo Bintang, Kutalimbaru, Deli Serdang, Sumatera Utara. Terdapat seorang cucu yang tega menghabisan makanan yang dibawa kepada neneknya ditengah jalan.

Akibat ulahnya itu, seluruh keluarganya dikutuk sang nenek menjadi batu. Kisah ini terjadi di Dusun IV Namo Bintang, Desa Sukarende, Kecamatan Kutalimbaru. Seperti penuturan Malem Sembiring (62) yang merupakan cucu dari anak beru (keponakan) Nini Empung, pada Rabu (28/3/2018) saat acara pemugaran.

Dikatakannya lagi, “Cerita manusia yang dikutuk menjadi batu tersebut terjadi pada Tahun 1800 an, saat itu Raja Desa ini bermarga Raja Surbakti lagi merdang (menanam padi). Karena yang menanam padi itu raja, warga desa pun langsung mengikuti perintah sang raja untuk bekerja di ladang raja yang berada di Perladangan Capet Mulau,” ujar Malem Sembiring.

Dibeberkan Malem lagi, saat makan siang di ladang, sang raja memerintahkan salah seorang anaknya pergi ke rumah, untuk mengantarkan nasi sang ibu yang lagi sakit di rumah.

“Ditengah perjalanan, anak yang disuruh raja membawa makanan tersebut, memakan makanan yang dibawanya untuk sang nenek, dan hanya menyisakan tulang belulang sayur ayam tersebut,”kata Malem dengan wajah terlihat serius.

Dikatakan Malem lagi, “Setibanya di rumah, si cucu pun memberikan makanan yang tinggal tulang belulang tersebut kepada neneknya. Begitu makanannya dibuka, sang nenek pun terkejut bukan main, karena sayur yang diberikan kepadanya hanya tulang belulang ayam saja. Karena itulah sang nenek jadi murka, sembari menangis dan hati merasa tersakiti sang nenek mengutuk seluruh keluarganya yang berada di ladang agar menjadi batu,” ungkap Malem.

Ternyata doa dan permintaan nenek tersebut menjadi kenyataan, seluruh yang bekerja di ladang baik itu raja dan warganya menjadi batu.

“Sejak itu, warga disini pun memanggil situs ini dengan Nini Empung, dan hanya satu dari keturunan raja yang tinggal bergelar raja yaith Raja Murah Surbakti yang merupakan keturunan terkahirnya,” kata Malem sembari menjelaskan jika kondisi warga yang dikutuk itu tak ada yang berubah.

Namun sekarang keberadaan patung-patung tersebut berada di Museum Denhag Belanda karena telah dibawa oleh pihak Belanda pada saat masa penjajahan. Warga Dusun IV Namo Bintang pun mengakui jika lokasi itu dari dahulu diangkerkan dan telah dua kali di pugar, pertama pemugaran piperakarsai oleh Guna Ketaren dan yang kedua Nion Surbakti.

Minta Dikembalikan ke Asalnya

Sementara itu masyarakat Dusun IV Namo Bintang, Desa Suka Rende, Ruslan Perangin-Angin berharap agar Pemerintah Pusat, Pemprovsu dan Pemkab Deli Serdang turun tangan. Pasalnya patung-patung tersebut yang selama ini disakralkan masyarakat setempat berada di museum Denhag Belanda dan museum Medan agar dikembalikan ke tempat asalnya yaitu Situs Nini Empung yang berada di Dusun IV Namo Bintang, Desa Suka Rende.

“Inikan warisan masyarakat setempat dan kita pun berharap bisa dilestarikan oleh masyarakat setempat juga,” ujar Ruslan.(TM/08)

Related posts

Leave a Comment